Pengantar
Pesatnya pembangunan dan semakin merasuknya era
globalisasi di Indonesia membawa dampak positif dan negatif yang harus siap
dihadapi oleh bangsa ini. Salah satu dampak negatif yang muncul akibat pengaruh
globalisasi adalah memberikan efek dan konsekuensi meleburnya budaya asing di
dalam Budaya Indonesia, padahal budaya asing yang masuk belum tentu sesuai
dengan nilai-nilai luhur serta jati diri pada budaya bangsa yang kita miliki. Sehingga
Bangsa Indonesia harus memiliki landasan serta pegangan yang kuat untuk tetap
mempertahankan keutuhan jati diri bangsa terhadap bangsa luar.
Dalam pembukaan UUD 1945 terkandung landasan negara
yang dirumuskan dalam lima sila yang bernama PANCASILA. Pancasila merupakan
sublimasi nilai-nilai budaya yang menyatukan masyarakat Indonesia dari banyak
etnis, ras, kepulauan, bahasa, agama menjadi satu keutuhan bangsa yang satu.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan sumber kekuatan bagi
perjuangan Bangsa Indonesia. Pancasila juga mengandung kepribadian dan
keinginan Bangsa Indonesia.
Dalam karya sosiolog Talcott Parson mengenai Funsionalisme
Struktural ada empat paradigma fungsi yang terbentuk dalam skema AGIL bahwa
klasifikasi fungsi sistem adalah sebagai pemelihara pola yang merupakan alat
internal untuk menjaga keseimbangan pola agar tetap utuh, integrasi sebagai
hasil internal dari pemeliharaan pola, pencapaian tujuan yang juga merupakan
hasil pemeliharaan pola dan adaptasi sebagai alat eksternal. Pancasila yang
merupakan landasan bagi suatu sistem sosial yang dapat dikaji dalam empat
paradigma fungsi karya Parson dalam peranannya untuk menjaga kestabilitasan
bangsa.
Tulisan ini nantinya akan terdiri dari beberapa
bagian yang akan memudahkan pembaca dalam memahami tulisan ini. Sistematikanya
akan terdiri dari pertama, merupakan
bagian pengantar yang berisikan permasalahan serta tujuan dari tulisan ini. Kedua, merupakan kerangka konseptual
yang akan mengungkapkan teori yang akan dikaitkan dengan konsep utama yaitu
pancasila sebagai landasan bagi sitem negara sebagai alat pemersatu bangsa. Ketiga,
hakikat pancasila sebagai landasan bagi sistem pemersatu. Keempat, Pancasila dalam teori sistem sosial karya
Parsons. Kelima, penutup ulasan keseluruhan isi dari tulisan.
Kerangka Konseptual
Teori fungsionalisme struktural
mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara
kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang
adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat. Asumsi dasar dari teori
fungsionalisme struktural yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu kesatuan atas
dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai tertentu yang mampu
mengatasi perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem
yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Karya Parsons ini
mengungkapkan suatu keyakinan yang optimis terhadap perubahan dan kelangsungan
suatu sistem.
Parsons mengembangkan empat fungsi agar sebuah
sistem dapat bertahan yang biasa disingkat dengan AGIL yaitu ; pertama, Adaptasi dimana agar dapat
terus berlangsung hidup sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang terus berkembang serta harus mampu mempertahankan ketika situasi yang ada di lingkungan sekitar sedang tidak mendukung karena adanya pengaruh dari luar
yang mencoba untuk menggoyahkan kestabilitasan sebuah sistem. Kedua, Goal Attainment atau pencapaian
tujuan, sebuah sistem harus memiliki arah yang jelas agar dapat mencapai tujuan
utama. Sistem harus dapat menjalankan fungsinya dalam mengatur, menentukan, dan
memiliki sumber daya untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang bersifat
kolektif. Ketiga, Integrasi sebuah
sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi komponennya. Serta
suatu sistem juga harus dapat mengelola hubungan antara ketiga fungsi penting
lainnya. Dan yang terakhir Latensi atau Pemeliharaan Pola, sebuah sistem dalam
menjalankan fungsinya harus dapat melengkapi, memelihara, dan memperbaiki
pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
Dalam memahami keempat fungsi karya Parson yang
dijelaskan dalam skema AGIL harus terus dilaksanakan masyarakat Indonesia agar
dapat hidup dan berkembang serta dapat
terus bertahan dalam mengahadapi era modernisasi serta globalisasi yang siap
mengancam keberlangsungan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dalam menjalankan
skema AGIL dalam menjaga keutuhan bangsa dirangkum dalam kelima sila yaitu
PANCASILA yang mengandung kepribadian serta keinginan Bangsa Indonesia dalam
menjaga keutuhan agar tetap menjaga jati diri sesungguhnya.
Hakikat Pancasila
Tepat pada tanggal delapan belas agustus ’45
Undang-Undang Dasar ditetapkan sebagai konstitusi tertulis bagi Bangsa
Indonesia. Undang-Undang Dasar memuat mengenai prinsip dasar negara Indonesia,
salah satunya mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila merupakan jiwa kepribadian, dan pandangan hidup
masyarakat dalam bangsa kita. Pancasila merupakan suatu ideologi
yang sakti dan selalu
dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu karena secara intrinsik dalam
Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti
dia menentang toleransi.
Pancasila merupakan landasan idiil bangsa
Indonesia. Kata pancasila terdiri dua suku kata yaitu prinsip atau asas. Keberhasilan
pancasila sebagai suatu ideologi akan diukur dari terwujudnya kemajuan yang
pesat, kesejahteraan yang tinggi, dan persatuan dari seluruh rakyat indonesia. Untuk membuat pancasila benar-benar
sebagai alat pemersatu bangsa maka setiap aktor yang ada di dalam satu sistem
harus berperan ekstra. Pancasila harus disosialisasikan kepada para generus penerus bangsa. Karena setiap butir dalam sila-sila pancasila mengandung makna yang banyak demi berlangsungnya keutuhan suatu sistem.
Berikut ini penulis mencoba sedikit memberikan makna yang terkandung dalam
pancasila.
Gambar 1
Lambang Pancasila
Sumber : www.google.com
Pancasila terdiri dari lima sila utama yang
berisi; Pertama, Bintang melambangkan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang emas berkepala lima menggambarkan
agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga
ideologi sekuler sosialisme. Kedua,
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan
manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang
yang persegi menggambarkan pria. Ketiga, Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan
Indonesia. Pohon beringin ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya.
Hal ini menggambarkan Indonesia
sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda. Keempat, Kepala banteng melambangkan
sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng adalah binatang sosial, sama
halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan
yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan
nilai-nilai khas bangsa Indonesia .
Kelima, Padi
dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Warna
merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia . Padi dan kapas yang menggambarkan
sandang dan pangan merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa
melihat status maupun kedudukannya. Hal ini
menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu
dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi
komunisme.
Sekilas jika kita hanya membaca kelima sila ini
tanpa memaknai isi yang terkandung dalam sila-sila tersebut kita sama saja
seperti halnya anak sekolah dasar yang sedang diberikan tugas untuk menghafal
pancasila dalam mata pelajaran kewargananegaran. Sebagai salah satu rakyat Indonesia kita adalah
generasi penerus keberlangsungan keutuhan bangsa. Oleh karenanya dengan
memahami isi dari setiap makna dalam sila-sila kita dapat menjaga keutuhan
sistem untuk menciptakan keteraturan serta kebersatuan dalam struktur yang ada
di masyarakat.
Dengan demikian bahwa
falsafah Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh
warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan
apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi
yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia.
Pancasila Dalam Teori Sistem Sosial Karya
Parsons
Dalam karyanya Talcott Parson memiliki keyakinan
yang optimis dalam suatu sistem. Jika suatu sistem mengalami perubahan maka
kestabilitasannya dapat tetap terjaga jika memiliki empat fungsi dalam
menjalankan sistem tersebut. Karena masyarakat dalam suatu sistem dipandang
oleh Parsons terdiri dari beberapa bagian sehingga setiap bagian tersebut
memiliki peranan masing-masing. Terdiri dari memelihara pola, adaptasi,
integrasi, serta pencapaian tujuan. Penulis mencoba memahami teori Parsons Pada
bangsa Indonesia dalam membahas peranan pancasila sebagai alat untuk menjaga
kestabilan sistem Indonesia yang
tergambar sebagai berikut.
Dalam butir-butir pancasila yang telah dijelaskan
diatas dapat kita lihat bahwa Pancasila memiliki fungsi agar suatu masyarakat
dapat tetap eksis dan lestari. Pandangan Parsons mengenai Pancasila adalah ; pertama, kemampuan dalam memelihara pola
dalam hal memelihara sistem nilai budaya yang dianut karena budaya adalah
endapan perilaku manusia. Setiap budaya yang ada di masyarakat itu akan seiring
berubah dengan kemajuan zaman karena terjadi transformasi nilai dari masyarakat
terdahulu ke masyarakat modern. Dengan kemampuan dalam memelihara nilai-nilai
luhur serta kepercayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Tanpa adanya
kemampuan memelihara sistem budaya yang ada di masyarakat unsur-unsur yang baru
tidak akan mudah masuk ke dalam bangsa yang kokoh.
Kedua, Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi
dengan dunia yang berubah dengan cepat. Arus globalisasi yang semakin merasuk
ke dalam bangsa Indonesia tidak mungkin dihindari oleh suatu bangsa. Sehingga
pola adaptasi yang tepat diperlukan oleh setiap bangsa agar setiap masyarakat
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan serta memanfaatkan peluang yang muncul
agar dampak negatif yang muncul dari arus globalisasi dapat mudah untuk
dihindarkan.
Ketiga, Fungsi integrasi dari unsur-unsur
masyarakat yang beragam sangatlah diperlukan. Seperti yang terkandung dalam
sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Bangsa Indonesia yang memiliki beraneka
macam etnis, budaya, bahasa, serta penduduk yang tersebar dalam kepulauan
membuat bangsa ini memerlukan suatu alat yang berfungsi untuk menciptakan satu
prinsip yang berfungsi agar integrasi yang tercipta dalam bangsa tetap terjaga
keutuhannya. Apa jadinya jika bangsa yang memiliki kebudayaan beragam tidak
memiliki alat pemersatu demi terciptanya integrasi yang utuh.
Masih dalam fungsi integrasi bahwa Pancasila secara
integral utuh dan menyeluruh sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap
negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga
bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan
kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia sebagai makhluk yang
memiliki perlakuan yang sama dalam segala hal serta memandang bahwa manusia adalah manusia
sesuai dengan prinsip ideologi yang mereka pegang.
Terakhir, di dalam bangsa yang terdiri dari masyarakat yang beraneka ragam perlu memiliki goal
attainment yaitu tujuan bersama yang harus terus diperbaiki serta tertanam
dalam setiap bangsanya. Dalam sila-sila yang terkandung dalam pancasila
memiliki tujuan yaitu demi terciptanya satu kesatuan ditengah-tengah
keberagaman agar bangsa indonesia mampu mempertahankan bangsanya dalam
mencipatakan kesamaan cita-cita, pandangan, harapan, dan tujuan dalam menatap
masa depan yang lebih baik.
Penutup
Isi Pembukaan UUD 1945 adalah nilai-nilai luhur yang
universal sehingga Pancasila di dalamnya merupakan dasar yang kekal dan abadi
bagi kehidupan bangsa. Gagasan vital yang menjadi isi Pancasila sebagai dasar
negara merupakan jawaban kepribadian bangsa sehingga dalam kualitas awalnya
Pancasila merupakan dasar negara, tetapi dalam perkembangannya menjadi ideologi
dari berbagai kegiatan yang berimplikasi positif atau negatif.
Semakin berkembangnya modernisasi serta
globalisasi pada sistem dunia memunculkan dampak positif pada bangsa indonesia.
Salah satu dampak negatif yang muncul akibat pengaruh globalisasi adalah
memberikan efek dan konsekuensi meleburnya budaya asing di dalam Budaya
Indonesia, padahal budaya asing yang masuk belum tentu sesuai dengan
nilai-nilai luhur serta jati diri pada budaya bangsa yang kita miliki. Sehingga
Bangsa Indonesia harus memiliki landasan serta pegangan yang kuat untuk tetap
mempertahankan keutuhan jati diri bangsa terhadap bangsa luar. Dalam
menghidndari hal ini bangsa indonesia memerlukan alat yang diperuntukan untuk
tetap memepertahan kebersatuan dan memperkokoh persatuan bangsa. Bangsa
indonesia memiliki satu ideologi yang harus diperjuangkan yaitu PANCASILA.
Pancasila dalam karya parsons dapat dilihat dalam
perspektif negara bangsa sebagai empat paradigma fungsi (AGIL) yang harus terus
dilaksanakan agar bangsa indonesia dapat hidup dan berkembang. Pancasila
memiliki fungsi dalam pemeliharaan pola, yaitu bahwa pancasila dapat tetap
menjaga kestabilan budaya yang dimiliki bangsa agar tidak hilang begitu saja seiring
dengan perkembangan zaman. Pancasila sebagai alat integrasi bahwa di tengah
kebudayaan yang beragam bangsa indonesia tetap memiliki rasa kebersatuan dengan
berlandaskan satu ideologi yakni pancasila. Pencapaian tujuan, dalam sila-sila
yang terkandung dalam pancasila mengandung tujuan bangsa indonesia yang telah
dirangkum oleh para tokoh besar bangsa. Serta adaptasi, pancasila dapat selalu
beradapatasi terhadap kehidupan bangsanya seiring dengan kemajuan zaman yang
pesat.
Dalam kondisi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sedang dilanda oleh arus krisis dan disintegrasi
maka Pancasila tidak terhindar dari berbagai macam gugatan, sinisme, serta
pelecehan terhadap kredibilitasnya. Namun perlu kita sadari bahwa tanpa adanya
dasar negara atau ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat bertahan dalam
menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
Sumber Bacaan :
Djamal,D.1986. Pokok-Pokok Bahasan Pancasila. Bandung : Remadja Karya.
Nazsir, Nasrullah. 2009. Teori-Teori
Sosiologi.